BAB I
LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
Jika berdasarkan pemeriksaan kandungan ternyata dalam suatu pasangan keluarga sang istri mengandung bayi kembar, hal ini tentu akan terkejut. Terlebih untuk ibu, sudah terbayang berbagai hal dan kecemasan yang lebih dari bila hanya satu bayi.
Setelah mengetahui hal ini, hal pertama yang harus diingat adalah jangan memaksakan diri untuk akan melakukan semuanya kelak seorang diri. Pertama diskusikan dengan suami. Untuk mengurus seorang bayi saja sudah cukup berat bagi seorang ibu, terlebih bila harus mengurus dua bayi dalam waktu yang bersamaan. Karena itu perlu dipersiapkan sebaik-baiknya segala hal untuk menyongsong kelahiran. Terutama disini kerjasama dengan suami merupakan syarat mutlak.
Bisa dibayangkan dengan mudah betapa beratnya menanggung dan mengurus 2 bayi sekaligus. Meski demikian sebenarnya kebahagiaan dan kepuasan yang akan didapat juga dua kali lipat ! Karena itu tidak perlu terlalu cemas sehingga malah menimbulkan efek sampingan yang tidak baik. Sebaiknya manfaatkan waktu dan alihkan perhatian untuk memikirkan hal-hal yang bisa dipersiapkan sejak dini.
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Kehamilan ganda atau kehamilan kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih.Kehamilan kembar terjadi bila 2 atau lebih ovum mengalami pembuahan ( dizygotic) atau bila satu ovum yang sudah dibuahi mengalami pembelahan terlalu dini sehingga membentuk 2 embrio yang identik (monozygotic).
Kembar monozygotik terjadi pada 2.3 – 4 per 1000 kehamilan pada semua jenis suku bangsa, 30% dari semua jenis kehamilan kembar.Kembar dizygotic (fraternal) adalah dua buah ovum yang mengalami pembuahan secara terpisah, 70% dari semua jenis kehamilan kembar.
Sejak ditemukannya obat-obat dan cara induksi ovulasi maka dari laporan-laporan dari seluruh pelosok dunia, frekuensi kehamilan kembar condong meningkat. Bahkan sekarang telah ada hamil kembar lebih dari 6 janin.15 tahun terakhir ini angka kejadian kehamilan kembar meningkat oleh karena :
Pemakaian luas dari obat induksi ovulasi
Penerapan ART (assisted reproductive technology)
Morbiditas dan mortalitas maternal lebih tinggi pada kehamilan kembar dibanding kehamilan tunggal akibat :
Persalinan preterm
Perdarahan
Infeksi traktus urinarius
Hipertensi dalam kehamilan
2/3 kehamilan kembar berakhir dengan persalinan janin tunggal (sebagian embrio lain berakhir dalam usia kehamilan 10 minggu).Mortalitas perinatal kehamilan kembar terutama terjadi pada kehamilan kembar monozygotik lebih tinggi dari kehamilan tunggal oleh karena :
Kelainan kromosome
Prematuritas
Kelainan kongenital
Hipoksia
Trauma
B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah: bangs4 umur dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan kembar 2 telur.
Factor obat-obat konduksi ovulasi: profertil, clomid, dan hormone gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari 2.
Factor keturunan.
Factor yang lain belum diketahui.
C.PATOGENESIS
- Kehamilan kembar MONOZYGOTIK
Kehamilan kembar yang terjadi dari fertilisasi sebuah ovum dari satu sperma.
Biasanya memiliki jenis kelamin sama.
Perkembangan tergantung pada saat kapan terjadinya divisi preimplantasi
Umumnya memiliki karakteristik fisik sama ( bayangan cermin) ; namun dengan sidik jari yang berbeda.
2.Kehamilan kembar DIZYGOTIK
Kehamilan kembar yang berasal dari dua buah ovum dan dua sperma.
Kehamilan kembar dizyogitic dapat memiliki jenis sex berbeda atau sama.Faktor yang mempengaruhi terjadinya kembar dizygotic :
Ras (lebih sering pada kulit berwarna)
Angka kejadian di Jepang 1.3 : 1000 ; di Nigeria 49 : 1000 dan di USA 12 : 1000
Cenderung berulang.
Menurun dalam keluarga (terutama keluarga ibu).
Usia (sering terjadi pada usia 35 – 45 tahun).
Ukuran tubuh ibu besar sering mempunyai anak kembar.
Golongan darah O dan A sering mempunyai anak kembar.
Sering terjadi pada kasus yang segera hamil setelah menghentikan oral kontrasepsi.
Penggunaan klomifen sitrat meningkatkan kejadian kehamilan kembar monozygotic sebesar 5 – 10% .
3.Bentuk kehamilan kembar lain
Fertilisasi 2 ovum yang berasal dari 1 oosit dengan 2 sperma.
Fertilisasi satu ovum dengan 2 sperma pada dua kejadian coitus yang berbeda (superfecundasi)
Superfetation adalah fertilisasi 2 ovum yang dilepaskan pada dua haid yang berbeda (tidak mungkin terjadi pada manusia) oleh karena corpus luteum pada proses kehamilan sebelumnya akan menekan terjadinya proses ovulasi pada siklus bulan berikutnya.
Frekuensi menurut hukum Hellin antara kehamilan ganda dan tunggal adalah:
Gemelly (2) 1:8
Triplet (3) 1:89²
Quadruplet (4) 1:89³
Quintuplet (5) 1:89
Sextuplet (6) 1:89
C.JENIS GEMELLI
C.JENIS GEMELLI
1. Gemelli dizigotik(kembar 2 telur), heterolog, biovuler dan futernal, kedua telur bisa berasal dari :
a) 1 ovarium dan dari 2 folikel de graft
b) 1 ovarium dan dari 1 folikel de graft
c) 1 ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri
a) 1 ovarium dan dari 2 folikel de graft
b) 1 ovarium dan dari 1 folikel de graft
c) 1 ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri
2. Gemelli monozigotik (kembar I telur), homotog, uniovuler, identik dapat terjadi karena:
a) Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula
b) Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitive steak
a) Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula
b) Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitive steak
3. Coryoined fwins, super fekundasi dan superficial
conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket
satu dengan yang lainnya. Misalnya torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus (perlengketan kedua abdomen), kraniopagus (kedua kepala) dan sebagainya.
conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket
satu dengan yang lainnya. Misalnya torakopagus (dada dengan dada), abdominopagus (perlengketan kedua abdomen), kraniopagus (kedua kepala) dan sebagainya.
Superfukundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan pada ovulasi yang sama pada dua kali koiytus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek. Hal ini dilaporkan oleh Archer (1990) seorang wanita kulit putih yang melakukan koitus berturut-turut dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan pria Negro melahirkan bayi kembar : satu bayi putih dan satu bayi Negro (mulatto).Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa minggu atau bulan setelah kehamilan pertama. Belum pernah dibuktikan pada manusia namun dapat ditemukan pada kuda.
D.PERTUMBUHAN JANIN KEMBAR
berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000gr lebih ringan
dari janin tunggal.
dari janin tunggal.
berat badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr, triplet
di bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr dan quintuplet di bawah I 000 gr.
di bawah 2000 gr, quadriplet di bawah 1500 gr dan quintuplet di bawah I 000 gr.
berat badan masing-masin janin dari kehamilan kembar tidak sama umumnya
berselisih antara 50 sampai 1000gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.
berselisih antara 50 sampai 1000gr, karena pembagian sirkulasi darah tidak sama maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.
pada kehamilan ganda monozigotik.
Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan janin yang
lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan.
lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk menghindari perdarahan.
Karena itu janin yang satu dapat terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum seperti akardiakus dan kelainan lainnya.
monstrum seperti akardiakus dan kelainan lainnya.
Dapat terjadi sindroma transfuse fetal: pada janin yang dapat darah lebih banyak terjadi: hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik. Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhan nya terjadilah: kecil, anemia, dehidrasi, oligohidramni dan mikrokardia.
pada kehamilan kembar dizigotik
Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada kehamilan agak tuajanin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau kompresus.
E.GEJALA KLINIK
- Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.
- Tanda-tanda yang sering terlihat :
Ukuran uterus lebih besar dari yang diharapkan.
Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
Polihidramnion.
Riwayat ART (Assisted Reproductive Technology)
Kenaikan MSAFP (maternal serum alpha feto protein)
Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.
Detik Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.
F.LETAK PADA PRESENTASI LANIN
Pada kehamilan kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin. Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari letak lintang berubah menjadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak, presentasi dan posisi bisa terjadi ; yang paling sering dijumpai adalah:
a. Kedua janin dalam letak membujur,presentasi kepala;( 44-47%)
b. Letak membujur,presentasi kepala bokong( 37-38%)
c. Keduanya presentasi bokong( 8-10%)
d. Letak lintang dan presentasi kepala( 5-5,3%)
e. Letak lintang dan presentasi bokong( 1,5-2%)
f. Dua-duanya letak lintang( 0,2-0,60/o)
g. Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya, karena dapat terjadi
"kunci-mengunci" (interlocking).
"kunci-mengunci" (interlocking).
G.FAKTOR FAKTOR TERKAIT
- Anemia gravidarum sering terjadi .
- Gangguan pada sistem respirasi dimana “Respiratory tidal volume” meningkat tapi pasien lebih bebas bernafas oleh karena kadar progesteron yang tinggi.
- Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena tingginya hCG.
- Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem Gastrointestinal , ginjal dan sistem muskuloskeletal.
- Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh karena meningkatnya kejadian :
- Anemia gravidarum
- Infeksi traktus urinariums
- Preeklampsia –eklampsia
- Perdarahan sebelum-selama dan sesudah persalinan
- Kejadian plasenta previa
- Inersia uteri
A. Plasenta dan talipusat
Plasenta dan selaput ketuban pada kembar monozygote dapat bervariasi seperti terlihat pada gambar 22.1, tergantung pada saat “pembelahan awal” pada discus embrionik. Variasi yang dapat terlihat adalah :
Selaput ketuban pada kehamilan kembar
- Pembelahan sebelum stadium morula dan diferensiasi trofoblas (pada hari ke III) menghasilkan 1 atau 2 plasenta, 2 chorion dan 2 amnion (sangat menyerupai kembar dizygotic dan meliputi hampir 1/3 kasus kembar monozygotic)
- Pembelahan setelah diferensiasi trofoblas tapi sebelum pembentukan amnion (hari ke IV – VIII) menghasilkan 1 plasenta dan 2 amnion ( meliputi 2/3 kasus kembar monozygotic)
- Pembelahan setelah diferensiasi amnion ( hari ke VIII – XIII) menghasilkan 1 plasenta, 1 chorion dan 1 amnion
- Pembelahan setelah hari ke 15 menyebabkan kembar tak sempurna, pembelahan pada hari ke XIII – XV menyebabkan kembar siam.
Masalah paling serius pada plasenta monochorionic adalah jalur pintas pembuluh darah yang disebut sebagai sindroma “twin to twin tranfusion” yang terjadi akibat anastomosis masing-masing individu sejak kehamilan awal mereka.
Komunikasi yang terjadi dapat ateri-arteri, vena-vena atau arteri – vena. Yang paling berbahaya adalah kombinasi arteri-vena yang dapat menyebabkan sindroma “twin to twin tranfusion”
o Janin resipien akan mengalami : edematous, hipertensi, asites, ‘kern’ icterus, pembesaran ginjal dan jantung, hidramnion akibat poliuria, hipervolemia dan meninggal akibat gagal jantung dalam usia 24 jam pertama.
o Janin donor : kecil, pucat, dehidrasi akibat PJT-Pertumbuhan janin terhambat, malnutrisi dan hipovolemia, oligohidramnion, anemia berat, hidrops fetalis dan gagal jantung.
B. Janin
Melalui pemeriksaan ultrasonografi secara dini, diketahui bahwa angka kejadian kehamilan kembar sebelum kehamilan 12 minggu kira-kira 3.29 – 5.39%. Namun 20% diantaranya satu atau lebih janin akan menghilang secara spontan dan kadang-kadang disertai dengan perdarahan pervaginam yang merupakan kjadian abortus (“vanishing twin”).Kelainan kongenital pada kehamilan kembar ± 2% ( pada kehamilan tunggal ± 1%) Kelainan kongenital pada kembar monozygotic lebih sering.
H.PEMERIKSAAN KLINIS
- Temuan Laboratorium
Sebagian besar kehamilan kembar terdeteksi atas dasar pemeriksaaan MSAFP dan atau ultrasonografi.
Kadar Hematokrit dan Hemoglobin menurun.
Anemia maternal : hipokromik normositik.
Kemungkinan terjadi gangguan pada pemeriksaan OGTT-oral glucosa tolerance test.
2.Pemeriksaan ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi pada kehamilan kembar harus dikerjakan. Pada kehamilan kembar dichorionic : jenis kelamin berbeda, plasenta terpisah dengan dinding pemisah yang tebal (> 2mm) atau “twin peak sign” dimana membran melekat pada dua buah plasenta yang menjadi satu.Pada kehamilan monochorionik tidak terlihat gambaran diatas.
· Presentasi vertex-vertex = 50% kasus kehamilan kembar
· Presentasi vertex-bokong = 33% kasus kehamilan kembar
· Presentasi bokong-bokong = 10% kasus kehamilan kembar
I.DIAGNOSA BANDING
Kehamilan tunggal
Kesalahan dalam penentuan tanggal HPHT-hari pertama haid terakhir dan Estimated Date of Confinement-EDC sering menyebabkan kesalahan diagnosa kehamilan kembar.
Polihidramnion
Mola Hidatidosa
Tumor abdomen dalam kehamilan:
o Mioma uteri
o Tumor ovarium
o Vesika urinaria yang penuh
Kehamilan Kembar dengan komplikasi
J.KOMPLIKASI
- Hipertensi dalam kehamilan
- Anemia
- Polihidramnion
- Persalinan preterm
- Persalinan macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin
- Mortalitas perinatal meningkat
K.PROGNOSIS
- Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal.
- Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar berikutnya sebesar 10 kali lipat.
- Morbiditas neonatus turun bila persalinan dilakukan pada kehamilan 37 – 38 minggu.
L.PENATALAKSANAAN
Penanganan dalam Kehamilan
Prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah komplikasi yang timbul, dan bila diagnosa telah ditegakkan periksa akan lebih sering (1kali seminggu pada kehamilan 32 minggu ke atas).
Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh dilarang, karena akan merangsang partus premafurus.
Pemakaian gurita korset yang tidak terlalu ketat dibolehkan, supaya terasa lebih ringan.
Pemeriksaan darah lengkap.
Penanganan dalam Persalinan
Bila anak satu letaknya membujur, kala satu diawasi seperti biasa ditolong seperti biasa dengan episiotomi mediolateralis.
Setelah itu baru waspada, lakukan periksa luar, periksa dalam untuk menentukanKeadaan janin II. Tunggu, sambil memeriksa tekanan darah itu dan lain-lain.
o Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila janin II letaknya
membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak deras mengalir keluar.Tunggu dan pimpinan persalinan anak II seperti biasa.
membujur, ketuban dipecahkan pelan-pelan supaya air ketuban tidak deras mengalir keluar.Tunggu dan pimpinan persalinan anak II seperti biasa.
o Awas akan kemungkinan terjadinya perdarahan post partum, maka sebaiknya
dipasang infuse profilaksis.
dipasang infuse profilaksis.
o Bila ada kelainan letak anak II, melintang atau terjadi prolaps tali pusat dan solusio plasentae, maka janin dilahirkan dengan cara operatif obstetric;
a. Pada letak lintang coba versi luar dulu.
b. Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstrasi.
c. Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan ekshasi vakum atau forseps.
d. Pada letak bokong atau kaki; ekstraksi bokong atau kaki.
~ Indikasi section caecarea hanya pada;
a. Janin I letak lintang.
b. Terjadi prolaps tali pusat.
c. Plasenta praevia.
d. Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak satu letak sungsang dan anak II letak kepala.
a. Pada letak lintang coba versi luar dulu.
b. Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstrasi.
c. Pada letak kepala persalinan dipercepat dengan ekshasi vakum atau forseps.
d. Pada letak bokong atau kaki; ekstraksi bokong atau kaki.
~ Indikasi section caecarea hanya pada;
a. Janin I letak lintang.
b. Terjadi prolaps tali pusat.
c. Plasenta praevia.
d. Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak satu letak sungsang dan anak II letak kepala.
o Kala IV diawasi terhadap kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum; berikan suntikan sinto-metrin yaitu l0 satuan sintosinon tambah 0,2 mg methergin intravena.
Persalinan
Pasien harus segera ke rumah sakit bila muncul tanda awal persalinan, KPD atau mengalami perdarahan pervaginam.
Penilaian klinis dilakukan seperti pada umumnya proses persalinan normal.
Persiapan-persiapan yang perlu untuk tindakan bedah sesar yang mungkin dikerjakan.
Klasifikasi presentasi intrapartum :
- Vertex – Vertex ( 40%)
- Vertex – nonVertex , bokong atau lintang ( 20% )
Kiri : presentasi vertex-vertex;Kanan presentasi Vertex- presentasi bokong
Penatalaksanaan persalinan :
- Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.
- Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan sectio caesar.
- Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.
- Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking sehingga persalinan anak pertama mengalami “after coming head”
- Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga tidak jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah dipastikan anak ke II dapat lahir pervaginam.
Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar
ASKEP PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PATOLOGIK KEHAMILAN
(KEHAMILAN KEMBAR)
1) PENGKAJIAN
1. Anamnesa;
Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan.
Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil.
Uterus terasa lebih cepat membesar.
Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
2. Inspeksi dan palpasi
Pada pemeriksaan pertama dan ulang pada kesan uterus lebih besar dan cepat tumbuhnya dari biasa.
Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
Banyak bagian-bagian kecil teraba
Teraba tiga bagian besar janin
Teraba 2 balotemen
3. Auskultasi
Terdengar dua denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya l0 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
Terdengar dua denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan perbedaan kecepatan sedikitnya l0 denyut per menit atau sama-sama dihitung dan berselisih 10.
4. Rontgen foto abdomen : kelihatan 2 janin.
5. Ultrasonografi : kelihatan 2 janin, dua jantung yang berdenyut telah dapat ditentukan pada triwulan I.
6. Elektrokardiogram fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin
7. Reaksi kehamilan : Karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau ada dua plasenta" maka produksi HCG akan tinggi; jadi reaksi kehamilan titrasi bisa positif kadang-kadang sampai 1/200. Hal ini dapat meragukan dengan molahidatidosa.
Kadang kala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan kembar sering bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
Kadang kala diagnosa baru diketahui setelah bayi pertama lahir, uterus masih besar dan ternyata ada satu janin lagi dalam rahim. Kehamilan kembar sering bersamaan dengan hidramnion dan toksemia gravidarum.
Pengaruh Terhadap Ibu dan janin
Terhadap ibu:
Terhadap ibu:
Kebutuhan akan zat-zat bertambah sehingga dapat menyebabkan anemia dan defi siensi zat-zat lainnya.
Frekuensi hidramnion bertambah 10 kali lebih besar.
Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering.
Karena uterus yang besar, wanita mengeluh: sesak nafas, sering miksi, edema dan varises pada tungkai dan vulva.
Dapat terjadi: inersia uteri, perdarahan postpartum dan solusio plasenta dan sesudah anak pertama lahir.
Terhadap janin:
Usia kehamilam tambah pendek dengan jumlah janin pada kehamilan kembar : 25% pada gemelli, 50% pada triplet dan 75% pada quadruplet akan lahir 4 minggu sebelum cukup bulan. Jadi bayi premature akan tinggi.
Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasentae, angka kematian bayi kedua tinggi.
Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinngi angka kematian janin.
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada kehamilan gemeli yaitu:
Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya resiko perdarahan
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
3. RENCANA INTERVENSI
Tujuan
· ibu dapat melewati masa kehamilan dengan baik.
· KU ibu tetap dalam keadaan normal.
Criteria keberhasilan
· Ibu dapat berdaptasi dengan kehamilan.
· Ibu sehat, TTV dalam batas normal
Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan,yaitu:
DIAGNOSA 1:
1. Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya resiko perdarahan
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Hb dalam batasü normal (12-14 g%)
Turgor kulit baik
Vital sign dalam batasü normal
Tidak ada mual muntah
Intervensi
Tujuan : Klien akan menunjukkan gangguan perfusi jaringan perifer tidak terjadi
Kriteria Hasil :
Hb dalam batasü normal (12-14 g%)
Turgor kulit baik
Vital sign dalam batasü normal
Tidak ada mual muntah
Intervensi
Awasi tanda-tanda vital, kaji warna kulit/membran mukosa, dasar kuku
Rasional : Memberika informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan intervensi selanjutnya
Rasional : Memberika informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menentukan intervensi selanjutnya
Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing dan sakit kepala
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebral sebagai akibat tekanan darah arterial
Rasional : Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi serebral sebagai akibat tekanan darah arterial
Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pegisian kapiler lambat dan nadi perifer lemah
Rasional :Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan dapat terjadi sebagai efek samping vasopressin
Rasional :Vasokonstriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan dapat terjadi sebagai efek samping vasopressin
Berikan cairan intravena, produk darah
Rasional : Menggantikan kehilangan daran, mempertahankan volume sirkulasi
Rasional : Menggantikan kehilangan daran, mempertahankan volume sirkulasi
Penatalaksanaan pemberian obat antikoagulan tranexid 500 mg 3×1 tablet
Rasional : Obat anti kagulan berfungsi mempercepat terjadinya pembekuan darah / mengurangi perarahan
Rasional : Obat anti kagulan berfungsi mempercepat terjadinya pembekuan darah / mengurangi perarahan
2. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan : Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Ekspresi wajah tenang
Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya
Intervensi :
Tujuan : Klien akan menunjukkan kecemasan berkurang/hilang
Kriteria Hasil :
Ekspresi wajah tenang
Klien tidak sering bertanya tentang penyakitnya
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan klien
Rasional : Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien
Rasional : Mengetahui sejauh mana kecemasan tersebut mengganggu klien
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan
Rasional : Ungkapan perasaan dapat memberikan rasa lega sehingga mengurangi kecemasan
Mendengarkan keluhan klien dengan empati
Rasional : Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa diperhatikan
Rasional : Dengan mendengarkan keluahan klien secara empati maka klien akan merasa diperhatikan
Jelaskan pada klien tentang proses penyakit dan terapi yang diberikan
Rasional : menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
Rasional : menambah pengetahuan klien sehingga klien tahu dan mengerti tentang penyakitnya
Beri dorongan spiritual/support
Rasional : Menciptakan ketenangan batin sehingga kecemasan dapat berkurang
Rasional : Menciptakan ketenangan batin sehingga kecemasan dapat berkurang
4.EVALUASI
Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
S : klien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya
O : menunjukkan sikap rileks
A : ansietas teratasi
P : RT dihentikan
Risiko terjadinya gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan adanya perdarahan
S : -
O : perfusi adekuat, nadi perifer kuat, TTV normal, pasien sadar
A : tidak terjadi gangguan perfusi jaringan
P : RT dihentikan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana asuhan keperawatan. EGC: Jakarta
Hamilton, C. Mary. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC: Jakarta
Johnson & Taylor. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. EGC: Jakarta
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media Aesculapius: Jakarta
Rohmah, Nikmatur, dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzzmedia: Jogjakarta
Soekojo, Saleh. 1973. Patologi. UI Patologi Anatomik: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar