LANDASAN TEORI
1. DEFINISI INFERTILITAS
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah bersenggama secara teratur 2-3 x / minggu, tanpa mamakai matoda pencegahan selama 1 tahun
Definisi infertilitas menurut WHO adalah tidak terjadinya kehamilan pada pasangan yang telah berhubungan intim tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur minimal 1-2 tahun. Menurut data demografis dunia, 12,5 % pasangan usia subur mengalami kesulitan mendapatkan anak.
Infertilitas terutama lebih banyak terjadi di kota-kota besar karena gaya hidup yang penuh stres, emosional dan kerja keras serta pola makan yang tidak seimbang. Infertilitas dapat terjadi dari sisi pria, wanita, kedua-duanya, maupun pasangan. Disebut infertilitas pasangan bila terjadi penolakan sperma suami oleh istri sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan sel telur. Hal ini biasanya disebabkan oleh ketidaksesuaian antigen/antibodi pasangan tersebut.
Ada 2 jenis infertilitas :
Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami kehamilan sama sekali.
Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah hamil lagi
2. ETIOLOGI
Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Berbagai gangguan yang memicu terjadinya infertilitas antara lain :
PADA WANITA
a. Gangguan organ reproduksi
Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina yang akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat transportasi sperma ke vagina
Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang
Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu
b. Gangguan ovulasi
Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormon FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapatterjadi karena adanya tumor kranial, stress, dan penggunaan obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hipothalamus dan hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormon ini, maka folicle mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gengguan ovulasi.
c. Kegagalan implantasi
Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung baik. Akiatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.
d. Endometriosis
e. Abrasi genetis
f. Faktor immunologis
Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.
g. Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
PADA PRIA
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu :
o Abnormalitas sperma; morfologi, motilitas
o Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi rerograde, hipospadia
o Abnormalitas ereksi
o Abnormalitas cairan semen; perubahan pH dan perubahan komposisi kimiawi
o Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
o Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti cancer
o Abrasi genetik
3. MANIFESTASI KLINIS
a) Wanita
Terjadi kelainan system endokrin
Hipomenore dan amenore
Diikuti dengan perkembangan seks sekunder yang tidak adekuat menunjukkan masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik
Wanita dengan sindrom turner biasanya pendek, memiliki payudara yang tidak berkembang,dan gonatnya abnormal
Wanita infertil dapat memiliki uterus
Motilitas tuba dan ujung fimbrienya dapat menurun atau hilang akibat infeksi, adhesi, atau tumor
Traktus reproduksi internal yang abnormal
b) Pria
Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
Riwayat infeksi genitorurinaria
Hipertiroidisme dan hipotiroid
Tumor hipofisis atau prolactinoma
Disfungsi ereksi berat
Ejakulasi retrograt
Hypo/epispadia
Mikropenis
Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
Abnormalitas cairan semen
4. PATOFISIOLOGI
Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik.
Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.
5. PENATALAKSANAAN
Wanita
o Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendIr serviks puncak dan waktu yang tepat untuk coital
o Pemberian terapi obat, seperti;
1. Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh.
2. Terapi penggantian hormon
3. Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal
4. Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
o GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
o Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
o Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
o Pengangkatan tumor atau fibroid
o Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
Pria
o Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
o Agen antimikroba
o Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
o HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
o FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
o Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
o Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
o Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
o Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
o Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN INFERTILITAS
1. PENGKAJIAN
A. Identitas klien. Termasuk data etnis, budaya dan agama
B. Riwayat kesehatan
Wanita
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
ü Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi di rumah
ü Riwayat infeksi genitorurinaria
ü Hipertiroidisme dan hipotiroid
ü Infeksi bakteri dan virus ex: toksoplasama
ü Tumor hipofisis atau prolaktinoma
ü Riwayat penyakit menular seksual
ü Riwayat kista
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
ü Endometriosis dan endometrits
ü Vaginismus (kejang pada otot vagina)
ü Gangguan ovulasi
ü Abnormalitas tuba falopi, ovarium, uterus, dan servik
ü Autoimun
3) Riwayat Kesehatan Keluarga. Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
4) Riwayat Obstetri
o Tidak hamil dan melahirkan selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
o Mengalami aborsi berulang
o Sudah pernah melahirkan tapi tidak hamil selama satu tahun tanpa alat kontrasepsi
Pria
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
· Riwayat terpajan benda – benda mutan yang membahayakan reproduksi (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
· Status gizi dan nutrisi terutama kekurangan protein dan vitamin tertentu
· Riwayat infeksi genitorurinaria
· Hipertiroidisme dan hipotiroid
· Tumor hipofisis atau prolactinoma
· Trauma, kecelakan sehinga testis rusak
· Konsumsi obat-obatan yang mengganggu spermatogenesis
· Pernah menjalani operasi yang berefek menganggu organ reproduksi contoh : operasi prostat, operasi tumor saluran kemih
· Riwayat vasektomi
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
§ Disfungsi ereksi berat
§ Ejakulasi retrograt
§ Hypo/epispadia
§ Mikropenis
§ Andesensus testis (testis masih dalam perut/dalam liat paha
§ Gangguan spermatogenesis (kelainan jumla, bentuk dan motilitas sperma)
§ Saluran sperma yang tersumbat
§ Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis )
§ Varikhokel (varises pembuluh balik darah testis)
§ Abnormalitas cairan semen
3) Riwayat Kesehatan Keluarga. Memiliki riwayat saudara/keluarga dengan aberasi genetik
C. Pemeriksaan Fisik
Terdapat berbagai kelainan pada organ genital, pria atupun wanita.
D. Pemeriksaan penunjang
a) Wanita
o Deteksi Ovulasi
o Analisa hormon
o Sitologi vagina
o Uji pasca senggama
o Biopsy endometrium terjadwal
o Histerosalpinografi
o Laparoskopi
o Pemeriksaan pelvis ultrasound
b) Pria
o Analisa Semen
o Parameter
o Warna Putih keruh
o Bau Bunga akasia
o PH 7,2 – 7,8
o Volume 2 – 5 ml
o Viskositas 1,6 – 6,6 centipose
o Jumlah sperma 20 juta / ml
o Sperma motil > 50%
o Bentuk normal > 60%
o Kecepatan gerak sperma 0,18-1,2 detik
o persentase gerak sperma motil > 60%
o Aglutasi Tidak ada
o Sel – sel Sedikit,tidak ada
o Uji fruktosa 150-650 mg/dl
o Pemeriksaan endokrin
o USG
o Biopsi testis
o Uji penetrasi sperma
o Uji hemizona
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Harga diri rendah berhubungan dengan kehilangan fungsi tubuh terhadap ketidak mampuan untuk mengandung. ( konsepsi )
2) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan pelaksanaan prosedur dan pemecahan masalah.
3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang anatomi fisiologi seksual dan tehnik coitus.
3. RENCANA INTERVENSI
1) DX I
Harga diri rendah berhubungan dengan kehilangan fungsi tubuh terhadap ketidak mampuan untuk mengandung. ( konsepsi )
Tujuan :
Menunjukkan ketidak tepatan perubahan dalam konsep diri tanpa menegatifkan harga diri.
Intervensi :
Harga diri rendah berhubungan dengan kehilangan fungsi tubuh terhadap ketidak mampuan untuk mengandung. ( konsepsi )
Tujuan :
Menunjukkan ketidak tepatan perubahan dalam konsep diri tanpa menegatifkan harga diri.
Intervensi :
o Identifikasi masalah peran sebagi wanita, istri, ibu, wanita karir dan sebagainya.
o Dorong pertanyaan tentang situasi saat ini dan harapan yang akan datang.
o Dorong pasien untuk mengekspresikan perasaannya mis : marah, bermusuhan dan berduka.
o Berikan penguatan positif untuk meningkatkan / perbaikan dan partisipasi perawatan diri / program pengobatan.
o Yakinkan perasaan / masalah pasangan sehubungan dengan aspek seksual dan berikan informasi dan dukungan.
2) DX II.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan pelaksanaan prosedur dan pemecahan masalah.
Tujuan :
Dapat melaporkan rentang perasaan yang tepat.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan dan pelaksanaan prosedur dan pemecahan masalah.
Tujuan :
Dapat melaporkan rentang perasaan yang tepat.
Intervensi :
· Yakinkan informasi pasien tentang diagnosis, dan therapi yang akan datang.
· Jelaskan tujuan dan persiapan untuk tes diagnostik.
· Berikan lingkungan perhatian , keterbukaan dan penerimaan juga privasi untuk pasien / orang terdekat.
· Dorong pertanyaan dan berikan waktu untuk mengekspresikan takut.
3) DX III.
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang anatomi fisiologi seksual dan tehnik coitus
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang anatomi fisiologi seksual dan tehnik coitus
Tujuan :
Dapat menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
Intervensi :
Dapat menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
Intervensi :
· Kaji proses penyakit dan harapan yang akan datang.
· Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makan dan pemasukan cairan yang adekuat.
· Anjurkan untuk mengurangi kebiasan –kebiasaan yang jelek seperti : merokok, minum-minuman yang beralkohol dan penggunaan obat-obatan.
· HE untuk memilih makanan yang dapat meningkatkan kesuburan.
· HE untuk menghitung masa subur.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar